Dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 (SMK3) ada
beberapa tahapan yang harus dilakukan agar SMK3 tersebut menjadi efketif, karena SMK3
mempunyai elemen-elemen atau persyaratan-persyaratan tertentu yang harus
dibangun didalam suatu organisasi
atau perusahaan.
Sistem Manajemen K3 juga
harus ditinjau ulang dan ditingkatkan secara terus menerus didalam
pelaksanaanya untuk
menjamin bahwa system itu dapat berperan dan berfungsi dengan baik serat
berkontribusi terhadap kemajuan perusahaan. Untuk lebih memudahkan penerapan
standar Sistem Manajemen K3, berikut ini dijelaskan mengenai
tahapan-tahapan dan langkah-langkahnya. Tahapan dan langkah-langkah tersebut
menjadi dua bagian besar.
a. Tahap Persiapan.
Merupakan tahapan atau langkah awal yang harus
dilakukan suatu organisasi/perusahaan. Langkah ini melibatkan lapisan manajemen
dan sejumlah personel, mulai dari menyatakan komitmen sampai dengan kebutuahn
sumber daya yang diperlukan, adapun tahap persiapan ini, antara lain:
- Komitmen manajemen puncak.
- Menentukan ruang lingkup
- Menetapkan cara penerapan
- Membentuk kelompok penerapan
- Menetapkan sumber daya yang diperlukan
b. Tahap pengembangan dan
penerapan.
Dalam tahapan ini berisi langkah-langkah yang
harus dilakukan oleh organisasi/perusahaan dengan melibatkan banyak personel,
mulai dari menyelenggarakan penyuluhan dan melaksakan sendiri kegiatan audit
internal serta tindakan perbaikannya sampai melakukan sertifikasi.
Langkah 1. Menyatakan Komitmen
Pernyataan komintmen dan penetapan kebijakan
untuk menerapan sebuah Sistem Manajemen K3 dalam organisasi/perusahaan harus
dilakukan oleh manajemen puncak. Persiapan Sistem Manajemen K3 tidak akan
berjalan tanpa adanya komintmen terhadap system manajemen tersebut. Manajemen
harus benar-benar menyadari bahwa merekalah yang paling bertanggung jawab
terhadap keberhasilan atau kegagalan penerapan Sistem K3. Komitmen
manajemen puncak harus dinyatakan bukan hanya dalam kata-kata tetapi juga harus
dengan tindakan nyata agar dapat diketahui, dipelajari, dihayati dan
dilaksanakan oleh seluruh staf dan karyawan perusahaan. Seluruh karyawan dan
staf harus mengetahui bahwa tanggung jawab dalam penerapan Sistem Manajemen K3
bukan urusan bagian K3 saja. Tetapi mulai dari manajemen puncak sampai karyawan
terendah. Karena itu ada baiknya manajemen membuat cara untuk mengkomunikasikan
komitmennya ke seluruh jajaran dalam perusahaannya. Untuk itu perlu dicari
waktu yang tepat guna menyampaikan komitmen manajemen terhadap penerapan Sistem
Manajemen K3.
Langkah 2. Menetapkan Cara Penerapan
Dalam menerapkan SMK3, perusahaan dapat
menggunakan jasa konsultan dengan pertimbangan sebagai berikut:
- Konsultan yang baik tentu memiliki pengalaman yang banyak dan bervariasi sehingga dapat menjadi agen pengalihan pengentahuan secara efektif, sehingga dapat memberikan rekomendasi yang tepat dalam proses penerapan Sistem Manajemen K3.
- Konsultan yang independen kemungkinan konsultan tersebut secara bebas dapat memberikan umpan balik kepada manajemen secara objektif tanpa terpengaruh oleh persaingan antar kelompok didalam organisasi/perusahaan.
- Konsultan jelas memiliki waktu yang cukup. Berbeda dengan tenaga perusahaan yang meskipun mempunyai keahlian dalam Sistem Manajemen K3 namun karena desakan tugas-tugas yang lain di perusahaan, akibatnya tidak punya cukup waktu.
Sebenarnya perusahaan/organisasi dapat menerapkan
Sistem Manajemen K3 tanpa menggunakan jasa konsultan, jika organisasi yang
bersangkutan memiliki personel yang cukup mampu untuk mengorganisasikan dan
mengarahkan orang.
Selain itu organisasi tentunya sudah memahami dan berpengalaman dalam
menerapkan standar Sistem Manajemen K3 ini dan mempunyai waktu yang cukup.
Beberapa hal yang perlu di perhatikan untuk
menggunakan jasa konsultan:
- Pastikan bahwa konsultan yang dipilih adalah konsultan yang betul-betul berkompeten di bidang standar Sistem manajemen K3, bukan konsultan dokumen manajemen K3 biasa yang lebih memusatkan dirinya pada pembuatan dokumen saja.
- Teliti mengenai reputasi dari konsultan tersebut. Apakah mereka selalu menepati janji yang mereka berikan, mampu bekerja sama, dan yang tidak kalah penting adalah motivasi tim perusahaan. Kita dapat meminta informasi secara identitas klien mereka.
- Pastikan lebih dulu siapa yang akan diterjunkan sebagai konsultan dalam proyek ini. Hal ini penting sekali karena merekalah yang akan berkunjung keperusahaan dan akan menentukan keberhasilan, jadi bukan nama besar dari perusahaan konsultan tersebut. Mintalah waktu untuk bertemu dengan calon konsultan yang mereka ajukan dan perusahaan boleh bebas menilainya. Pertimbangan apakah tim perusahaan mau menerima dan dapat bekerjasama dengannya.
- Teliti apakah konsultan tersebut telah berpengalaman membantu perusahaan sejenisnya sampai mendapat sertifikat. Meskipun hal ini bukan menjadi patokan mutlak akan tetapi pengalaman menangani usaha sejenis akan lebih baik dan mempermudah konsultan dalam memahami proses organisasi perusahaan tersebut.
- Pastikan waktu dari konsultan terkait dengan kesibukannya menagani klien yang lain. Biasanya konsultan tidak akan berkunjung setiap hari melainkan 3-4 hari selama sebulan. Makan pastikan jumlah hari berkunjung konsultan tersebut sebelum memulai kontrak kerja sama.
Langkah 3. Membentuk Kelompok Kerja
Penerapan.
Jika perusahaan akan membentuk kelompok kerja
sebaiknya anggota kelompok kerja tersebut terdiri atas seorang wakil dari
setiap unit kerja. Biasanya manajer unit kerja, hal ini penting karena merekalah
yang tentunya paling bertanggung jawab terhadap unit kerja yang bersangkutan.
Peran anggota kelompok
Dalam proses penerapan ini maka perenan anggota
kelompok kerja adalah:
- Menjadi agen perubahan sekaligus fasilisator dalam unit kerjanya. Merekalah yang pertama-tama menerapkan Sistem Manajemen K3 ini di unit-unit kerjanya termasuk merobah cara dan kebiasaan lama yang tidak menunjang penerapan sistem ini. Selain itu mereka juga akan melatih dan menjelaskan tentang standar ini termasuk mnafaat dan konsekuensinya.
- Menjaga konsistensi dari penerapan Sistem Manajemen K3, baik melalui tinjauan sehari-hari maupun berkala.
- Menjadi penghubung antara manajemen dan unti kerjanya.
Tanggung jawab dan tugas anggota kelompok
kerja
Tanggung jawab dan tugas-tugas yang harus
dilakukan oleh anggota kelompok kerja adalah :
- Mengikuti pelatihan lengkap dengan standar Sistem Manajemen K3.
- Melatih staf dalam unit kerjanya sesuai kebutuhan.
- Melakukan latihan terhadap sistem yang berlangsung dibandingkan dengan sistem standar Sistem Manajemen K3.
- Melakukan tinjauan terhadap sistem yang berlangsung dibandingkan dengan sistem standar Sistem Manajemen K3.
- Membuat bagan alir yang menjelaskan tentang keterlibatan unit kerjanya dengan elemen yang ada dalama standar Sistem Manajemen K3.
- Bertanggung jawab untuk mengembangkan system sesuai dengan elemen yang terkait dalam unit kerjanya. Sebagai contoh, anggota kelompok kerja wakil dari divisi suber daya manusia bertanggung jawab untuk pelatihan dan seterusnya.
- Melakukan apa yang telah ditulis dalam dokumen baik diunit kerjanya sendiri maupun perusahaan.
- Ikut serta sebagai anggota tim audit internal.
- Bertanggung jawab untuk mempromosikan standar Sistem Manajemen K3 secara menerus baik di unit kerjanya sendiri maupun di unit kerja lain secara konsisten serta bersama-sama memelihara penerapan sistemnya.
Kualifikasi anggota kelompok kerja
Dalam menunjukan anggota kelompok kerja
sebenarnya tidak ada ketentuan kualifikasi yang baku. Namun demikian untuk
memudahkan dalam pemilihan anggota kelompok kerja, manajemen mempertimbangkan
personel yang :
- Memiliki taraf kecerdasan yang cukup sehingga mampu berfikir secara konseptual dan berimajinasi.
- Rajin dan bekerja keras.
- Senang belajar termaksud suka membaca buku-buku tentang standar Sistem Manajemen K3.
- Mampu membuat bagan alir dan menulis.
- Disiplin dan tepat waktu.
- Berpengalaman kerja cukup didalam unit kerjanya sehingga menguasai dari segi operasional.
- Mampu berkomunikasi dengan efektif dalam presentasi dan pelatihan.
- Mempunyai waktu cukup dalam membantu melaksakan proyek penerapan standar Sistem Manajemen K3 di luar tugas-tugas utamanya.
Jumlah anggota kelompok kerja
Mengenai jumlah anggota kelompok kerja dapat
bervariasi tergantung dari besar kecilnya lingkup penerapan – biasanya
jumlah penerapan anggota kelompok kerja sekitar delapan orang. Yang pasti
jumlah anggota kelompok kerja ini harus dapat mencakup semua elemen sebagaimana
disyaratkan dalam Sistem Manajemen K3. Pada dasarnya setiap anggota kelompok
kerja dapat merangkap dalam working group, dan working group
itu sendiri dapat saja hanya sendiri dari satu atau dua orang. Kelompok
kerja akan diketuai dan dikoordinir oleh seorang ketua kelompok kerja, biasanya
dirangkap oleh manajemen representatif yang ditunjuk oleh manajemen puncak.
Disamping itu untuk mengawal dan mengarahkan
kelompok kerja maka sebaiknya dibentuk panitia pengarah (Steering
Committee), yang biasanya terdari dari para anggota manajemen, adapun
tugas panitia ini adalah memberikan arahan, menetapkan kebijakan, sasaran dan
lain-lain yang menyangkut kepentingan organisasi secara keseluruhan. Dalam
proses penerapan ini maka kelompok kerja penerapan akan bertanggung jawab dan
melaporkan Panitia Pengarah.
Kelompok kerja penunjang
Jika diperlukan, perusahaan yang berskala besar
ada yang membentuk kelompok kerja penunjang dengan tugas membantu kelancaran
kerja kelompok kerja penerapan, khususnya untuk pekerjaan yang bersifat teknis
administrative. Misalnya mengumpulkan catatan-catatan K3 dan fungsi
administrative yang lain seperti pengetikan, penggandaan dan lain-lain.
Langkah 4. Menetapkan Sumber Daya Yang
Diperlukan
Sumber daya disini mencakup orang/personel,
perlengkapan, waktu dan dana. Orang yang dimaksud adalah beberapa orang yang
diangkat secara resmi diluar tugas-tugas pokoknya dan terlibat penuh dalam
proses penerapan. Perlengkapan adalah perlunya mempersiapkan kemungkinan
ruangan tambahan untuk menyimpan dokumen atau komputer tambahan untuk mengolah
dan menyimpan data. Tidak kalah pentingnya adalah waktu. Waktu yang diperlukan
tidaklah sedikit terutama bagi orang yang terlibat dalam penerapan, mulai
mengikuti rapat, pelatihan, mempelajari bahan-bahan pustaka, menulis dokumen mutu
sampai menghadapi kegiatan audit assessment. Penerapan Sistem
Manajemen K3 bukan sekedar kegiatan yang dapat berlangsung dalam satu atau dua
bulan saja. Untuk itu selama kurang lebih satu tahun perusahaan harus siap
menghadapi gangguan arus kas karena waktu yang seharusnya dikonsentrasikan
untuk memproduksikan atau beroperasi banyak terserap ke proses penerapan ini.
Keadaan seperti ini sebetulnya dapat dihindari dengan perencanaan dan
pengelolaan yang baik. Sementara dana yang di perlukan adalah dengan membayar
konsultan (bila menggunakan konsultan), lembaga sertifikasi, dan biaya untuk
pelatihan karyawan diluar perusahaan.
Disamping itu juga perlu dilihat apakah dalam
penerapan Sistem Manajemen K3 ini perusahaan harus menyediakan peralatan khusus
yang selama ini belum dimiliki. Sebagai contoh adalah: apabila perusahaan
memiliki kompresor dengan kebisingan
diatas rata-rata, karena sesuai dengan persyaratan Sistem Manajemen K3 yang mengharuskan
adanya pengendalian resiko
dan bahaya
yang ditimbulkan, perusahaan tentu harus menyediakan peralatan yang dapat
menghilangkan/mengurangi tingkat kebisingan tersebut. Alat pengukur tingkat
kebisingan juga harus disediakan, dan alat ini harus dikalibrasi. Oleh karena
itu besarnya dana yang dikeluarkan untuk peralatan ini tergantung pada
masing-masing perusahaan.
Langkah 5. Kegiatan penyuluhan
Penerapan Sistem Manajemen K3 adalah kegiatan
dari dan untuk kebutuhan personel perusahaan. Oleh karena itu harus dibangun
rasa adanya keikutsertaan dari seluruh karyawan dalam perusahan memlalui program
penyuluhan.
Kegiatan ini harus diarahkan untuk mencapai
tujuan, antara lain :
- Menyamakan persepsi dan motivasi terhadap pentingnya penerapan Sistem Manajemen K3 bagi kinerja perusahaan.
- Membangun komitmen menyeluruh mulai dari direksi, manajer, staf dan seluruh jajaran dalam perusahaan untuk bekerja sama dalam menerapkan standar system ini.
Kegiatan penyuluhan ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara, misalnya dengan pernyataan komitmen manajemen, melalui ceramah,
surat edaran atau pembagian buku-buku yang terkait dengan Sistem Manajemen K3.
Pernyataan komitmen manajemen
Dalam kegiatan ini, manajemen mengumpulkan
seluruh karyawan dalam acara khusus. Kemudian manajemen menyampaikan sambutan
yang isinya, antara lain :
- Pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja bagi kelangsungan dan kemajuan perusahaan.
- Bahwa Sistem Manajemen K3 sudah banyak diterapkan di berbagai Negara dan sudah menjadi kewajiban perusahaan-perusahaan di Indonesia.
- Bahwa manajemen telah memutuskan serta mengharapkan keikutsertaan dan komitmen setiap orang dalam perusahaan sesuai tugas dan jabatan masing-masing.
- Bahwa manajemen akan segera membentuk tim kerja yang dipilih dari setiap bidang didalam perusahaan.
Perlu juga dijelaskan oleh manajemen puncak
tentang batas waktu kapan sertifikasi system manajemen k3 harus diraih,
misalnya pada waktu ulang tahun perusahaan yang akan datang. Tentu saja
pernyataan seperti ini harus memperhitungkan kensekuensi bahwa sertifikasi
diharapkan dapat diperoleh dalam batas waktu tersebut. Hal ini penting karena
menyangkut kredibilitas manajemen dan waktu kelompok kerja.
Pelatihan awareness system manajemen K3
Pelatihan singkat mengenai apa itu Sitem
Manajemen K3 perlu dilakukan guna memberikan dan menyamakan persepsi dan
menghindarkan kesimpang siuran informasi yang dapat memberikan kesan keliru dan
menyesatkan. Peserta pelatihan adalah seluruh karyawan yang dikumpulkan di
suatu tempat dan kemudian pembicara diundang untuk menjelaskan Sistem Manajemen
K3 secara ringkas dan dalam bahasa yang sederhana, sehingga mampu mengunggah
semangat karyawan untuk menerapkan standar Sistem Manajemen K3. Kegiatan awareness
ini bila mungkin dapat dilakukan secara bersamaan untuk seluruh karyawan dan
disampaikan secara singkat dan tidak terlalu lama.
Dalam awareness ini dapat disampaikan
materi tentang :
- Latar belakang dan jenis Sistem Manajemen K3 yang sesuai dengan organisasi.
- Alasan mengapa standar Sistem Manajemen K3 ini penting bagi perusahaan dan manfaatnya.
- Perihal elemen, dokumentasi dan sertifikasi secara singkat.
- Bagaimana penerapannya dan peran setiap orang dalam penerapan tersebut.
- Diadakan tanya jawab.
Membagikan bahan bacaan
Jika pelatihan awareness hanya dilakukan
sekali saja, namun bahan bacaan berupa buku atau selebaran dapat dibaca
karyawan secara berulang-ulang. Untuk itu perlu dicari buku-buku yang baik
dalam arti ringkas sebagai tambahan dan bersifat memberikan pemahaman yang
terarah, sehingga setiap karyawan senang untuk membacanya. Apabila memungkinkan
buatlah selebaran atau bulletin yang bisa diedarkan berkala selama masa
penerapan berlangsung. Lebih baik lagi jika selebaran tersebut ditujukan kepada
perorangan dengan menulis nama mereka satu persatu, agar setiap orang merasa
dirinya dianggap berperan dalam kegiatan ini. Dengan semakin banyak informasi
yang diberikan kepada karyawan tentunya itu lebih baik – biasanya masalah akan
muncul karena kurangnya informasi. Informasi ini penting sekali karena pada
saat melakukan assessment, auditor tidak hanya bertanya pada manajemen saja,
tetapi juga kepada semua orang. Untuk sebaiknya setiap orang benar-benar paham
dan tahu hubungan standar Sistem Manajemen K3 ini dengan pekerjaan sehari-hari.
Langkah 6. Peninjauan sistem
Kelompok kerja penerapan yang telah dibentuk
kemudian mulai bekerja untuk meninjau system yang sedang berlangsung dan
kemudian dibandingkan dengan persyaratan yang ada dalam Sistem Manajemen K3.
Peninjauan ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan meninjau dokumen
prosedur dan meninjau pelaksanaan .
- Apakah perusahaan sudah mengikuti dan melaksanakan secara konsisten prosedur atau instruksi kerja dari OHAS 18001 atau Permenaker 05/men/1996.
- Perusahaan belum memiliki dokumen, tetapi sudah menerapkan sebagian atau seluruh persyaratan dalam standar Sistem Manajemen K3.
- Perusahaan belum memiliki dokumen dan belum menerapkan persyaratan standar Sistem Manajemen K3 yang dipilih.
Langkah 7. Penyusunan jadwal kegiatan
Setelah melakukan peninjauan system maka kelompok
kerja dapat menyusun suatu jadwal kegiatan. Jadwal kegiatan dapat disusun
dengan mempertimbangkan hal-hal berikut :
Ruang lingkup pekerjaanDari hasil tinjauan sistem akan menunjukan beberapa banyak yang harus disiapkan dan berapa lama setiap prosedur itu akan diperiksa, disempurnakan, disetujui dan diaudit. Semakin panjang daftar prosedur yang harus disiapkan, semakin lama waktu penerapan yang diperlukan.
Kemampuan wakil manajemen dan kelompok kerja
penerapan
Kemampuan disini dalam hal membagi dan
menyediakan waktu. Seperti diketahui bahwa tugas penerapan bukanlah
satu-satunya pekerjaan para anggota kelompok kerja dan manajemen
representative. Mereka masih mempunyai tugas dan tanggung jawab lain diluar
penerapan standar Sistem Manajemen K3 yang kadang-kadang juga sama pentingya
dengan penerapan standar ini. Hal ini menyangkut kelangsungan usaha perusahaan
seperti pencapaian sasaran penjualan, memenuhi jadwal dan taget produksi.
Keberadaan proyek
Khusus bagi perusahaan yang kegiatanya
berdasarkan proyek (misalnya kontraktor dan pengembangan), maka ketika menyusun
jadwal kedatangan asesor badan sertifikasi, pastikan bahwa pada saat asesor
datang proyek yang sedang dikerjakan.
Langkah 8. Pengembangan Sistem Manajemen
K3
Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dalam
tahap pengembangan Sistem Manajemen K3 antara lain mencakup dokumentasi,
pembagian kelompok, penyusunan bagan air, penulisan manual Sistem Manajemen K3,
Prosedur, dan instruksi kerja.
Langkah 9. Penerapan Sistem
Setelah semua dokumen selesai dibuat, maka setiap
anggota kelompok kerja kembali ke masing-masing bagian untuk menerapkan
system yang ditulis. Adapun cara penerapannya adalah:
- Anggota kelompok kerja mengumpulkan seluruh stafnya dan menjelaskan mengenai isi dokumen tersebut. Kesempatan ini dapat juga digunakan untuk mendapatkan masukan-masukan dari lapangan yang bersifat teknis operasional.
- Anggota kelompok kerja bersama-sama staf unit kerjanya mulai mencoba menerapkan hal-hal yang telah ditulis. Setiap kekurangan atau hambatan yang dijumpai harus dicatat sebagai masukan untuk menyempurnakan system.
- Mengumpulkan semua catatan K3 dan rekaman tercatat yang merupakan bukti pelaksanaan hal-hal yang telah ditulis. Rentang waktu untuk menerapkan system ini sebaiknya tidak kurang dari tiga bulan sehingga cukup memadai untuk menilai efektif tidaknya system yang telah dikembangkan tadi. Tiga bulan ini sudah termasuk waktu yang digunakan untuk menyempurnakan system dan memodifikasi dokumen.
Dalam praktek pelaksanaannya, maka kelompok kerja
tidak harus menunggu seluruh dokumen selesai. Begitu satu dokumen selesai sudah
mencakup salah satu elemen standar maka penerapan sudah dapat dimulai
dikerjakan. Sementara proses penerapan system berlangsung, kelompok kerja dapat
tetap melakukan pertemuan berkala untuk memantau kelancaran proses penerapan
system ini. Apabila langkah-langkah yang terdahulu telah dapat dijalankan
dengan baik maka proses system ini relative lebih mudah dilaksanakan. Penerapan
system ini harus dilaksanakan sedikitnya tiga bulan sebelum pelaksanaan audit
internal. Waktu tiga bulan ini diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti (
dalam bentuk rekaman tercatat) secara memadai dan untuk melaksanakan
penyempurnaan system serta modifikasi dokumen.
Langkah 10. Proses sertifikasi
Ada sejumlah lembaga sertifikasi Sistem Manajemen
K3. Misalnya Sucofindo melakukan sertifikasi terhadap Permenaker 05 /Men/1996.
Namun Untuk OHSAS
18001:1999 organisasi bebas menentukan lembaga sertifikasi manapun yang
diinginkan. Untuk itu organisasis disarankan untuk memilih lembaga sertifikasi
OHSAS 108001 yang paling tepat.
Sumber : http://healthsafetyprotection.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar