Secara umum proses pengolahan minyak kelapa sawit dapat dijelaskan melalui tahapan alur proses sebagai berikut :
1. LOADING RAMP
Setelah buah disortir pihak sortasi, buah dimasukkan kedalam ramp cage yang
berada diatas rel lori. Ramp cage mempunyai 30 pintu yang dibuka tutup dengan
sistem hidrolik, terdiri dari 2 line sebelah kiri dan kanan.
Pada saat pintu dibuka lori yang berada dibawah cage akan terisi dengan TBS.
Setelah terisi, lori ditarik dengan capstand ke transfer carriage, dimana
transfer carriage dapat memuat 3 lori yang masing – masing mempunyai berat
rata-rata 3,3 – 3,5 ton. Dengan transfer carriage lori diarahkan ke rel
sterilizer yang diinginkan.
Kemudian diserikan sebanyak 12 lori untuk dimasukan kedalam sterilizer.
Pemasukan lori ke dalam sterilizer menggunakan loader.
1. LOADING RAMP
2. STERILIZER
Sterilisasi adalah proses perebusan dalam suatu bejana yang disebut
dengansterilizer. Adapun fungsi dari perebusan adalah sebagai berikut:
1. Mematikan enzyme.
2. Memudahkan lepasnya brondolan dari tandan.
3. Mengurangi kadar air dalam buah.
4. Melunakkan mesocarp sehingga memudahkan proses pelumatan dan pengepressan.
5. Memudahkan lepasnya kernel dari cangkangnya.
Proses perebusan dilakukan selama 85 -95 menit. Untuk media pemanas dipakai
steam dari BVP (Back Pressure Vessel) yang bertekanan 2,8-3 bar.
Perebusan dilakukan dengan sistem 3 peak ( tiga puncak tekanan). Puncak pertama
tekanan sampai 1,5 Kg/cm2, puncak kedua tekanan sampai 2,0 Kg/cm2dan puncak
ketiga tekanan sampai 2,8 – 3,0 Kg/cm2.
Berikut proses perebusan sistem tiga peak :
Deaeration dilakukan 2 menit, dimana posisi condensate terbuka.
Memasukkan uap untuk peak pertama yang dicapai dalam waktu 10 menit. Biasanya
tekanan mencapai 1,2 bar.
Uap dan kondensat dibuang sampai tekanan menjadi 0 bar dalam waktu 5 menit.
Uap dimasukkan selama 15 menit untuk mencapai tekanan 2 bar.
Uap kondensat dibuang lagi selama 3 menit.
Kemudian steam dimasukkan lagi untuk mencapai peak ke-3 dalam waktu 15 – 20
menit.
Setalah peak ketiga tercapai maka dilakukan penahanan selama 40 – 50 menit.
Uap kondensat dibuang selama 5 – 7 menit sampai tekanan 0
3. THRESSER
Setelah perebusan TBS yang telah masak diangkut ke thresser dengan mengggunakan
hoisting crane yang mempunyai daya angkat 5 ton. Lori diangkat dan dibalikkan
diatas hopper thresser (auto feeder).
Pada stasiun ini tandan buah segar yang telah direbus siap untuk dipisahkan
antara berondolan dan tandannya. Sebelum masuk kedalam thresser TBS yang telah
direbus diatur pemasukannya dengan menggunakan auto feeder. Dengan menggunakan
putaran TBS dibanting sehingga berondolan lepas dari tandannya dan jatuh ke
conveyor dan elevator untuk didistribusikan ke rethresser untuk pembantingan
kedua kalinya. Thresser mempunyai kecepatan putaran 22 – 25 rpm. Pada bagian
dalam thresser, dipasang batang-batang besi perantara sehingga membentuk
kisi-kisi yang memungkinkan berondolan keluar darithresser. Untuk tandan kosong
sendiri didistribusikan dengan empty bunch conveyor untuk didistribusikan ke
penampungan empty bunch.
4. STASIUN PRESS
Brondolan yang keluar dari thresser jatuh ke conveyor,
kemudian diangkut dengan fruit elevator ke top cross conveyor yang mendistribusikan
berondolan ke distributing conveyor untuk dimasukkan dalam tiap-tiap digester.
aran 25-26 rpm, sehingga
brondolan dapat dicacah di dalam tangki ini. Bila tiap-tiap digester telah
terisi penuh maka brondolan menuju keconveyor recycling, diteruskan ke elevator
untuk dikembalikan ke digester. Tujuan pelumatan adalah agar daging buah
terlepas dari biji sehingga mudah di-press. Untuk memudahkan pelumatan buah,
pada digester di-inject steambersuhu sekitar 90 – 95 °C.
Brondolan yang telah lumat masuk ke dalam screw
press untuk diperas sehingga dihasilkan minyak (crude oil). Pada proses ini
dilakukan penyemprotan air panas agar minyak yang keluar tidak terlalu kental
(penurunan viscositas) supaya pori-pori silinder tidak tersumbat, sehingga
kerja screw press tidak terlalu berat. Penyemprotan air dilakukan melalui
nozzle-nozzle pada pipa berlubang yang dipasang pada screw press. Kapasitas
mesin press adalah 15 ton per jam.Tekanan mesin press harus diatur, karena bila
tekanan terlalu tinggi dapat menyebabkan inti pecah dan screw press mudah aus.
Sebaliknya, jika tekanan mesin press terlalu rendah maka oil losses di ampas
tinggi.
Minyak hasil mesin press kemudian menuju ke sand
trap tank untuk pengendapan. Hasil lain adalah ampas (terdiri dari biji dan
fiber), yang akan dipisahkan dengan menggunakan cake breaker conveyor (CBC).
Setelah perebusan TBS yang telah masak diangkut ke thresser dengan mengggunakan
hoisting crane yang mempunyai daya angkat 5 ton. Lori diangkat dan dibalikkan
diatas hopper thresser (auto feeder).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar