TEKNOLOGI MITIGASI GRK : IMPLEMENTASI UNTUK SUB SEKTOR PERKEBUNAN

Salah satu teknologi Mitigasi Gas Rumah Kaca (GRK) yang dapat dimplementasikan di subsektor perkebunan adalah Optimalisasi Lahan Tanpa Bakar. Optimalisasi Lahan Tanpa Bakar merupakan salah satu teknologi penting yang mempunyai kontribusi terhadap penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di lahan perkebunan.

Pembakaran menghasilkan gas-gas rumah kaca seperti CO2, CO, N2O, dan NOx yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Pembakaran biasanya terjadi saat pembukaan lahan baru dan pembersihan lahan setelah panen.


Pencegahan dapat dilakukan dengan  pemberian insentif bagi masyarakat lokal yang menerapkan teknik pembukaan lahan tanpa bakar (PLTB), terutama karet dan kelapa sawit. Selain itu juga menerapkan mekanisme sanksi bagi perusahaan perkebunan yang menerapkan teknik pembakaran dalam persiapan lahan.
Pencegahan juga dapat dilakukan melalui pengembangan areal perkebunan di lahan terdegradasi

Fokus pada 3 komoditas utama yaitu sawit, karet, dan kakao
Subsektor perkebunan memiliki fungsi ekologis yang lebih unggul, terutama dalam menyerap karbon dioksida. Dengan menggunakan lahan yang tidak berhutan atau terdegradasi untuk menyediakan produk perkebunan dapat menberikan fungsi sebagai penyerap karbon dan menurunkan emisi GRK.

Pengembangan areal perkebunan di lahan terdegradasi / areal penggunaan lain
• Indikasi penurunan emisi GRK :
Kelapa sawit : 74,53 juta ton CO2e
Karet : 2,38 juta ton CO2e

Kakao : 5,42 juta ton CO2e

Pemberian bahan amelioran
Penambahan bahan amelioran berfungsi sebagai electron aseptor yang akan mengikat emisi GRK dari tanah. Terikatnya electron aseptor dengan gas rumah kaca akan menekan emisi GRK dari tanah  sehingga GRK yang di emisikan ke atmosfer dapat ditekan dengan penambahan bahan amelioran.
Pemberian amelioran pada perkebunan karet di Kalimantan Tengah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar