Upacara Adat Perkawinan Etnis Batak Angkola - Mandailing

Acara adat dalam etnis Batak Angkola–Mandailing terdiri atas siluluton (duka cita) dan siriaon (suka cita).
Upacara perkawinan adalah horja (pesta) adat suka cita.
Pada garis besarnya, perkawinan menurut masyarakat Angkola-Mandailing dapat dilakukan dengan dua cara, yakni:

1) Sepengetahuan keluarga yang disebut dengan istilah dipabuat
2) Perkawinan tanpa persetujuan orangtua yang disebut dengan marlojong

Kedua cara ini masing-masing ada aturannya, tata cara, dan tata tertib yang harus selalu dipatuhi oleh setiap orang Angkola-Mandailing.


Kedua bentuk perkawinan itu tergambar lewat pantun berikut:
Aha na tubu di lambung ni suhat        Apa yang tumbuh dekat keladi
Ulang baen margonjong-gonjong      Jangan dibuat berderet lagi
Adong na marbagas dipabuat              Ada yang kawin dilamar pasti
Dung i muse adong na marlojong        Namun, ada yang kawin lari


Prosesi upacara perkawinan Angkola-Mandailing dimulai dari musyawarah adat makkobar/makkatai, yakni berbicara dalam tutur sapa

yang sangat khusus dan unik, antara barisan yang terdapat dalam

dalian na tolu.


Setiap anggota berbalas tutur yang teratur seperti berbalas pantun secara bergiliran dengan pembicara sebagai berikut:

  1. Juru bicara yang punya hajat pesta (suhut) pangatak pengetong (penyusun acara/protokoler)
  2. Suhut (yang punya hajat pesta)
  3. Anak boru suhut (menantu yang punya hajat)
  4. Pisang raut (ipar dari anak boru)
  5. Paralok-alok (peserta musyawarah yang turut hadir)
  6. Hatobangan (raja adat di kampung tersebut/Noblemen-of-Village)
  7. Raja torbing balok (raja adat dari kampung sebelah)
  8. Raja panusunan bulung (raja diraja adat/ pimpinan sidang)
Upacara perkawinan akan dibuka dengan nasihat perkawinan seperti berikut:
Muda dibaen na tu gas-gas, jari-jari on ma na lima
Muda dibaen na marbagas, angkon malo manggolom na lima
Muda istri sigolom sada, angkon suami na i sigolom dua
Muda ibaen na mar ruma tangga, ulang bei sai marlua–lua
Bila berangkat ke ladang bersemak, gunakan jari yang lima
Bila sudah berumah tangga, pegang erat nasihat yang lima
Bila istri menggenggam kesatu, suami genggam yang kedua
Bila sudah berumah tangga, jangan lagi bermain main
Para pembicara akan bersahut-sahutan seperti ditunjukkan pada transkrip di bawah ini:
  1. Juru bicara suhut: Ucapan terimakasih dan permohonan mengadakan sidang pesta adatDiharoro ni anak ni rajasongoni anak ni namoranadung martoru abaranamarnayang ni lakka
  2. Suhut: Permohonan agar diadakan pestaTakkas ma hami olat ni niat, anak ni raja dohot namora palaluonsian harani dison hami pasahatonsongoni dohot manyorahon
  3. Anak boru : Mengiring mora(pihak mertua)Manatap ma tu torutu siamun tu siambirangpangodoan ni ami anak boruulang lang-lang pagusayang
  4. Pisang raut: Ikut menyerahkanOn ma pangidoan ni pisang rautari on ma ari ulang lusutmuda lewat on horbo lusutsarsar ma nadung luhut
  5. Hatobangan boru/pisang raut : Memberikan jawaban atas permintaan suhutAnak melpas ma tu namambalosisangape namangalusimanjawab saro sonnarihata ni suhut habolonan nakkinan i
  6. Raja kampung : Menjawab permintaanMuda pola tabo ima na bornok, sombu rohapuas dilala
  7. Raja kampung sebelah : Menjawab permintaan mudaAu raja i tobing balok sian naritti, hujagit hutarimo andungmunu onmuda saro di naritti jolo hudokkon
  8. Raja panusunan bulung: Memutuskan sidangDalan dalan tu Sidimpuan boluson parsabolasMadung dapot hasimpulan tolu noli ta dokkonHoras …horas… horas







Tidak ada komentar:

Posting Komentar