Sumber GRK pada sektor Pertanian/ Perkebunan

Dalam permasalahan perubahan iklim sering kita mendengar GRK (Gas Rumah Kaca). GRK adalah gas yang terdapat di atmosfer baik yang ada secara alami dan antropogenik (terjadi karena akitivitas manusia) yang menyerap dan memancarkan kembali radiasi inframerah ke atmosfer. Satu lagi Idiom yang sering kita dengar adalah Emisi GRK yaitu lepasnya gas rumah kaca ke atmosfer pada area tertentu dalam jangka waktu tertentu inilah yang menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi. GRK utama dari proses perkebunan pertanian adalah CO2 (karbondioksida), CH4 (metana), dan N2O (dinitrogen oksida), dan besaran emisi GRK yang dilepaskan ke atmosfer per satuan aktivitas tertentu disebut Faktor Emisi.



Dalam penanganan dampak perubahan iklim kita mengenal idiom Mitigasi yaitu usaha untuk menurunkan emisi dan atau meningkatkan penyerapan GRK dari berbagai sumber emisi, dalam upaya pengendalian atau pengurangan dampak perubahan iklim. Selain itu terdapat idiom Adaptasi yaitu kemampuan manusia, ternak, dan tanaman atau organisme untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan, baik bersifat mikro maupun makro, langsung maupun tidak langsung akibat perubahan iklim.

Mitigasi menjadi komitmen tinggi Republik Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhono terus mengingatkan bahwa Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK 26 % lewat pembiayaan sendiri dan sebesar 41% dengan bantuan pembiayaan luar negeri. Hal ini di tuangkan dalam Perpres 61 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi GRK dan Perpres 71 tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Inventarisasi GRK Nasional dan juga menekankan bahwa Teknologi mitigasi emisi GRK untuk mempertahankan produktivitas produk Pertanian/Perkebunan.
GRK pada sektor pertanian diantaranya
  • Fermentasi enterik (sendawa)

  • Pengelolaan limbah ternak

  • Pembakaran biomassa, padang rumput

  • Penggunaan kapur pertanian

  • Pemupukan urea

  • Emisi langsung dan tidak langsung N2O dari tanah
  • Lahan sawah tergenang
GRK Sektor Pertanian tercatat sebagai berikut
Total emisi nasional (2000) = 1.415.998 Gg CO2e
  • Emisi sektor pertanian (2000) = 75.420 Gg CO2e
  • Emisi meningkat 6,3% (2005) menjadi 80,179 Gg CO2e
  • Metana berkontribusi 65% dari total emisi, N2O 31%, dan CO2 4%

Tidak ada komentar:

Posting Komentar