Guna
mendapatkan informasi mengenai potensi emisi gas rumah kaca serta mengevaluasi
tingkat penurunan emisi GRK yang dihasilkan oleh berbagai aksi mitigasi maka
perlu dibuat acuan yang disebut baseline. Dengan kata lain, baselineadalah
perkiraan tingkat emisi dan proyeksi GRK dengan skenario tanpa intervensi
kebijakan dan teknologi mitigasi dari bidang-bidang yang telah diidentifikasi
dalam kurun waktu yang disepakati atau disebut juga bussiness as usual
baseline (BAU baseline). Baseline pada sektor limbah disusun
dengan menetapkan tahun 2010 sebagai tahun dasar dan tahun 2020 sebagai akhir
tahun proyeksi.
Gambar
potensi Utama GRK dari Sektor Limbah (IPCC, 2006)
Untuk
mengurangi emisi GRK dari sektor limbah diperlukan berbagai upaya mitigasi yang
dilakukan secara terintegrasi terutama di tingkat kabupaten/kota. Berkaitan
dengan hal itu maka pada tahun 2012 Pemerintah Provinsi seluruh Indonesia
menyusun dokumen Rencana Aksi Daerah Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca. Pada
dokumen tersebut perhitungan estimasi emisi GRK dilakukan pada 3 kategori besar
yaitu sektor berbasis lahan, sektor berbasis energi dan sektor limbah.
Dalam
perhitungan baseline emisi gas rumah kaca sektor limbah pada RAD GRK tahun
2012, aspek yang dihitung meliputi limbah padat dan limbah cair domestik.
Potensi limbah padat dan limbah cair domestik sangat berkaitan erat dengan
populasi penduduk. Berdasarkan Roadmap Sektor Limbah Perubahan Iklim Indonesia
(2010), tingkat timbulan limbah padat domestik rata-rata adalah 0,6
kg/orang/hari di wilayah perkotaan dan 0,3 kg/orang/hari di wilayah perdesaan
pada tahun 2005.
Sementara
itu berdasarkan Standar Nasional Indonesia yang diterbitkan Kementerian
Pekerjaan Umum, tingkat timbulan limbah padat domestik dibagi berdasarkan
ukuran kota, yaitu 0,6 kg/orang/hari untuk kota metropolitan; 0,5 kg/orang/hari
untuk kota besar dan kota sedang; dan 0,4 kg/orang/hari untuk kota kecil.
Sementara itu potensi timbulan limbah cair domestik rata-rata di Indonesia
adalah 100 liter/orang/hari. Limbah cair tersebut terdiri dari black water (contoh:
air limbah yang berasal dari toilet) dan grey water (contoh: air limbah
yang berasal dari air cucian piring, mandi, dsb).
Perhitungan
baseline emisi GRK sektor limbah pada RAD GRK dilakukan dengan
berpedoman pada panduan yang diterbitkan oleh IPCC (2006). Dengan
mempertimbangkan kualitas ketersediaan data pada setiap provinsi, perhitungan
emisi GRK masih menggunakan banyak parameter default sehingga
perhitungannya dikategorikan pada Tier 1. Untuk mempermudah Pemerintah
Provinsi melakukan perhitungan emisi GRK di wilayah masing-masing, telah dibuat
tabel perhitungan sederhana dengan menggunakan software excel.
Beberapa
data esensial yang menjadi dasar perhitungan emisi GRK dari sektor limbah di
setiap provinsi adalah sebagai berikut:
- Jumlah penduduk tahun 2010 pada setiap Kabupaten/Kota
(Berdasarkan data BPS setempat);
- Perkiraan tingkat pertumbuhan penduduk sampai dengan
tahun 2010 yang dapat digunakan untuk melakukan proyeksi;
- Komposisi limbah padat;
- Timbulan limbah padat per kapita;
- Kondisi pengumpulan dan pengangkutan sampah pada setiap
kabupaten/kota;
- Aktivitas pengelolaan sampah yang telah dilakukan di
setiap kabupaten/kota (pengomposan, aktivitas 3 R, pembakaran sampah,
penimbunan, tempat pembuangan akhir);
- Proporsi limbah yang dikelola berdasarkan aktivitas
pengelolaan yang berbeda di setiap kabupaten/kota;
- Timbulan limbah cair per kapita di masing-masing
kabupaten kota; dan
- Aktivitas pengolahan limbah cair di masing-masing
kabupaten/kota.
Berdasarkan
perhitungan tersebut, emisi baseline GRK di masing-masing provinsi dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Sumber : http://www.sekretariat-rangrk.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar